Sabtu, 29 November 2014

Creepypasta OC Story: Slenderman's Eight Pages -Mark's Story

Slenderman's eight page
By: Niagi28


"Inilah hunter party! Yeaahhh!!" seru Crystal, berlari meninggalkanku.
"Oi Crystal! Tunggu! Ah sial, ia sudah jauh. Mana hutan ini gelap sekali..." aku berjalan sambil meletakkan kerikeion-ku di punggung.

8 kertas yang tersebar di hutan slenderman ini adalah suatu tantangan pertama kalinya aku menginjak kaki di hutan ini. Menurut rumor, banyak anak-anak yang menghilang di hutan ini. Entah, ini membuatku sedikit merinding. Aku terus berjalan dan tak sengaja menemukan secarik kertas bertulisan:

"Always watch no eyes"

Ah, ini pasti candaan tak lucu. Aku menggenggam kertas itu dan melanjutkan perjalananku menusuri hutan ini lebih dalam. Tanpa kusadari, sosok tinggi itu mengikutiku.

Beberapa meter aku berjalan, aku menemukan kertas lagi. Disitu bertulisan sesuatu. Belum aku selesai membaca, aku merasakan sosok itu berada didekatku. Ketika aku menengok ke belakang..

".....?!"

Tak ada apa-apa. Lalu bayangan apa tadi? Pohon? Ah, lupakan. Aku terlalu paranoid. "You can't run." Apa lagi maksudnya? Apakah aku harus berjalan dan tak boleh berlari? Aku tak tahu.

Baru selangkah aku berjalan, dengan cepat sebuah benda menusuk dadaku.

Crash!

"Huk!" Aku terbatuk, darah keluar dari mulutku menodai kerah seragamku. Tak hanya itu, benda itu menembus dadaku, darah menetes dari benda tersebut ke tanah. Aku agak lemas, dan benda itu menarik dengan paksa sehingga aku terjatuh.

Belum puas, benda itu mengangkatku. Sial, rupanya tentakel. Aku ingat, tentakel panjang, kurang lebih 3 meter jika tak diukur. Jika diukur? Mungkin 10 meter, itulah yang aku dapat dari rumor dan buku perpustakaan. Empunya tentakel itu, Slenderman, menatapku dengan muka kosongnya.

Aku menarik tanganku secara paksa, beruntung lilitan itu tak terlalu erat. Aku memukul tentakel satunya dengan kerikeion-ku. Bagus, aku terjatuh. Badanku sakit sekali. Ia kemudian hendak menyerangku lagi, tepat ke arah mata. Aku kemudian menendang dan membuat ular pada lilitan kerikeionku menggigit tentakel itu hingga putus.

Slenderman hendak menyerangku lagi, aku tak memedulikan lukaku lagi dan menyerangnya hingga makin lemah. Namun, sebuah pukulan membuatku ambruk sehingga kepalaku menghantam tanah.

Ah, mungkin aku mati. Mungkin.

.....

Beberapa jam kemudian, aku tersadar. Crystal jongkok didekatku sambil menggenggam pundakku.

"Syukurlah kau sadar! Kupikir kau meninggal!" seru Crystal.

Aku hanya melongo, dan bertanya apa yang terjadi dan sebagainya. Ia menghela nafasnya sambil mengomeliku "Hei, kalau gini kenapa ga nyusul aja? Kau kan prajurit, pasti bisa melihat jejak atau tanda."

" Penglihatanku kali ini sedang tak terlalu jernih. Dan ini salahku juga karena terlalu memfokuskan diri untuk mencari kertas itu." kataku, malu pada diriku sendiri karena terlalu sembrono didalam hutan yang berbahaya ini.

Ia menggaruk kepalanya, dan berkata " Salahmu kenapa kau tak nyusul."

"Yah, aku khilaf..." aku merasakan beberapa cipratan pada bajuku, dan itu menyadariku kalau aku terluka. "Ugh.. aku lupa kalau aku terluka... sebaiknya aku istirahat..."
"Ikut denganku, aku akan merawatmu." Crystal kemudian bangkit dari posisi jongkok dan meraih tanganku.
"Baiklah..." aku berjalan sambil menunjukkan urat mukaku yang menahan sakit ini. Aku merasa amat lemas dan pusing, mungkin pengaruh penyakitku juga. Ia membuka portal dan membawaku ke kamar.

Didalam kamar, aku langsung terduduk di kasur. Ia membuka bajuku dan memeriksa luka-lukaku akibat pertarungan dengan Slenderman. Yah, walau aku akui kalah, tapi setidaknya ia pergi. Aku tak ingin ada apa-apa nantinya.

Aku meringis ketika ia membersihkan dan membalut lukaku. Aku mencengkram bajuku sendiri, untuk menghindari pekikan yang keluar dari mulutku.

"Tahan sedikit... ini akan sedikit dingin jadi bertahanlah." Ia membalut perbannya dan memperlambat gerakan untuk menyembuhkanku. "Aku sedang menyembuhkan lukamu, jadi tahan agar kau tak meraung kesakitan."
"Ngghh..." aku mencengkram bajuku makin erat, memang sakit sekali. Tapi untuk menghormati, aku menahan diriku. Ia kemudian selesai menyembuhkanku.
"Sudah selesai, tidak terlalu sakit kan?" ia menyembuhkan lukaku hingga bagian-bagian terkecil dan detail.
"Sebenarnya itu amat menyakitkan, tapi aku tahan sebisaku. Lukaku dulu lebih parah dibanding ini..." kataku dengan lirih.

Ia seperti menatapku dengan lekat. "tidak seharusnya kau berkata seperti itu pada atasan mu cadet...." ia kemudian bersikap normal lagi. "Aku lupa memperkenalkan diri, aku adalah MayJen.Crystal MaƩva...."

Aku malu pada diriku karena berkata tak senonoh pada atasanku. Maklum, aku tak hafal siapapun didalam kastil, karena aku prajurit luar. "Ah, maaf atas kelancanganku... namaku Mark Antonius, mungkin kau hampir tak mengenali diriku karena aku bertugas keluar terus."

Ia tersenyum, sambil berkata "Tidak masalah. Setidaknya kau harus beristirahat..."

Aku lega, karena masalahku sudah selesai. "Baiklah..." aku memejamkan mataku dengan berlahan, dan mengistirahatkan diriku.

Normal P.O.V

Crystal menatap Mark yang tertidur, dan mendekatkan mukanya pada dahinya, lalu mengecupnya. Ia lalu berkata dengan lembut "Dan terima kasih karena mau menjadi temanku untuk berburu malam ini."